Kloning Terhadap Ternak
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Berkembangnya
ilmu pengetahuan yang ada dan semakin canggih dari tahun ke tahun membuat para
peneliti semakin gencar-gencarnya untuk terus melakukan penelitian. Kita
ketahui salah satu ilmu yang banyak di teliti hingga sekarang salah satunya
adalah ilmu embriologi. Begitu banyak perkembangan ilmu embriologi dari masa ke
masa. Pengertian Embriologi
atau ilmu embrio merupakan bidang ilmu yang mempelajari bagaimana sel tunggal
membelah dan berubah selama perkembangan untuk membentuk organisme
multiseluler. Proses ini dinamakan embriogenesis. Salah satu bentuk perkembangan Embriologi adalah adanya kloning,Kloning dalam biologi adalah proses menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama (populasi) yang identik secara genetik.
Kecanggihan alat di era modern membuat kloning bisa dilakukan.
Membuat individu baru hanya menggunakan gen yang terdapat dalam salah satu
organ peneliti dapat menciptakan individu baru yang identik dengan pemilik gen.
Kloning yang pertama kali dilakukan Wilmut dan Champbell,
tim ilmuwan Edinburg (Skotlandia) menghasilkan
domba yang diberi nama dollyseekor
domba betina. Dolly adalah mamalia pertama yang berhasil dikloning dari sel dewasa lahir di Institut
Roslin, Skotlandia dan tinggal di sana
hingga kematiannya pada usia 6 tahun. Kelahirannya diumumkan pada 22 Februari1997.Penelitian membeberkan
bahwa ketika Dolly lahir, ternyata dia usianya sudah beberapa tahun, sama
dengan usia donor sel yang diperolehnya.
Begitu banyak bahasan yang ada pada kloning. Dan percobaan kloning
biasanya dilakukan pada hewan. Rasa ingin tau lebih membuat kami mencari tau
dari beberapa sumber mengenai kloning. Bahasan lebih tentang kloning akan kami
bahas pada makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan kloning?
2.
Bagaimana cara kerja kloning?
3.
Apa dampak dari kloning?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui proses kloning pada ternak
2. Untuk
mengetahui pengaruh kloning terhadap lingkungan sekitar
1.4 Manfaat
Setelah
mempelajari proses kloning pada ternak dan mengetahui pengaruh cloning terhadap
lingkungan sekitar penulis berharap dapat mengimplementasikan serta mengaplikasikan
ilmu mengenai kloning pada masyarakat.
BAB II
KLONING PADA HEWAN TERNAK
2.1 Definisi Kloning
Kloning
berasal dari kata ‘clone’, artinya mencangkok. Secara sederhana bisa
dipahami, teknik ini adalah cara
reproduksi vegetatif buatan yang dilakukan pada hewan dan atau manusia.Seperti
yang kita ketahui bahwa mayoritas hewan, termasuk manusiahanya bisa melakukan
reproduksi generatif (kawin) yang dicirikan adanya rekombinasi gen hasil proses
fertilisasi ovum oleh sperma. Sedangkan
pada reproduksi vegetatif tidak ada proses tersebut, karena individu baru (baca: anak) berasal dari bagian tubuh
tertentu dari induknya. Dengan teknik kloning, hewan dan manusia bisa
diperbanyak secara vegetatif (tanpa kawin).
Teknik
ini melibatkan dua pihak, yaitu donor
sel somatis (sel tubuh) dan donor
ovum (sel gamet). Meskipun pada proses ini kehadiran induk betina adalah hal yang
mutlak dan tidak mungkin dihindari, tetapi pada proses tersebut tidak ada
fertilisasi dan rekombinasi (perpaduan)
gen dari induk jantan dan induk betina. Ini mengakibatkan anak yang dihasilkan
memiliki sifat yang (boleh dikatakan) sama persis dengan ‘induk’ donor sel
somatis.
Kloning
dalam biologi adalah proses menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama
(populasi) yang identik secara
genetik. Kloning merupakan proses reproduksi aseksual yang biasa terjadi di
alam dan dialami oleh banyak bakteria, serangga, atautumbuhan.
Dalam bioteknologi, kloning merujuk pada berbagai usaha-usaha yang
dilakukan manusia untuk menghasilkan salinan berkas DNA atau gen, sel, atau
organisme. Arti lain kloning digunakan pula di luar ilmu-ilmu hayati.
Kata
ini diturunkan dari kata clone atau clon, dalam bahasa inggris, yang juga
dibentuk dari katabahasa yunani, “klonos” yang berarti “cabang” atau “ranting”,
merujuk pada penggunaan pertama dalam bidang hortikultura sebagai bahan tanam
dalam perbanyakan vegetatif.
2.2 Macam-macam Kloning
Macam-macam kloning yang ada saat
ini, hampir dapat dilakukan untuk semua jenis makhluk hidup. Walaupun pada
dasarnya, kloning masih menjadi perdebatan yang sengit antara ilmu pengetahuan,
penelitian dan kemanusiaan. Di bawah ini dijelaskan macam-macam kloning, yaitu
sebagai berikut:
2.2.1 Kloning pada tumbuhan
Kloning pada tumbuhan yaitu mencangkok
atau menstek tanaman untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat persis sama
dengan induknya.
2.2.2 Kloning pada hewan
Kloning pada hewan pertama kali
dicoba pada tahun 1950-an pada hewan katak, tikus, kera dan bison juga pada
domba, dan dalam kelanjutannya proses yang berhasil hanyalah percobaan Kloning
pada domba. Awal mula proses pengkloningan domba adalah dengan mengambil inti
sel dari tubuh domba, yaitu dari payudara atau ambingnya lalu sifat khusus yang
berhubungan dengan fungsi ambing ini dihilangkan, kemudian inti sel tersebut
dimasukkan kedalam lapisan sel telur domba, setelah inti selnya dibuang
kemudian ditanamkan kedalan rahim domba agar memperbanyak diri, berkembang
berubah menjadi janin dan akhirnya di hasilkan bayi domba. Pada akhirnya domba
ini mempunyai kode genetic yang sama dengan domba pertama yang menjadi sumber
pengambilan sel ambing.
2.2.3 Kloning pada embrio
Kloning embrio tejadi pada sel
embrio yang berasal dari rahim istri yang terbentuk dari pertemuan antara sel
sperma suaminya dengan sel telurnya lalu sel embrio itu dibagi dengan satu
teknik perbanyakan menjadi beberapa sel embrio yang berpotensi untuk membelah
dan berkembang. Kemudian sel-sel embrio itu dipisahkan agar masing-masing
menjadi embrio tersendiri yang persis sama dengan sel embrio pertama yang
menjadi sumber pengambilan sel. Selanjutnya sel-sel embrio itu dapat ditanamkan
dalam rahim perempuan asing (bukan isteri), atau dalam rahim isteri kedua dari
suami bagi isteri pertama pemilik sel telur yang telah dibuahi tadi. Yang
selanjutnya akan menghasilkan lebih dari satu sel embrio yang sama dengan
embrio yang sudah ada. Lalu akan terlahir anak kembar yang terjadi melalui
proses Kloning embrio ini dengan kode genetik yang sama dengan embrio pertama
yang menjadi sumber Kloning.
2.2.4 Kloning pada manusia
Kloning pada manusia terdapat dua cara. Petama, Kloning
manusia dapat berlangsung dengan adanya laki-laki dan perempuan dalam
prosesnya. Proses ini dilaksanakan dengan mengambil sel dari tubuh laki-laki,
lalu inti selnya diambil dan kemudian digabungkan dengan sel telur perempuan
yang telah dibuang inti selnya. Sel telur ini –setelah bergabung dengan inti
sel tubuh laki-laki– lalu ditransfer ke dalam rahim seorang perempuan agar
dapat memeperbanyak diri, berkembang, berubah menjadi janin, dan akhirnya
dila¬hirkan sebagai bayi. Bayi ini merupakan keturunan dengan kode genetik yang
sama dengan laki-laki yang menjadi sumber pengambilan sel tubuh.
Kedua, Kloning manusia dapat pula berlangsung di antara
perempuan saja tanpa memerlukan kehadiran laki-laki. Proses ini dilaksanakan
dengan mengambil sel dari tubuh seorang perempuan, kemudian inti selnya diambil
dan digabungkan dengan sel telur perempuan yang telah dibuang inti selnya. Sel
telur ini setelah bergabung dengan inti sel tubuh perempuan lalu ditransfer ke
dalam rahim perempuan agar memperbanyak diri, berkembang, berubah menjadi
janin, dan akhirnya dilahirkan sebagai bayi. Bayi yang dilahirkan merupakan
keturunan dengan kode genetik yang sama dengan perempuan yang menjadi sumber
pengambilan sel tubuh. Hal tersebut mirip dengan apa yang telah berhasil
dilakukan pada hewan domba.
Adapun pewarisan sifat yang terjadi dalam proses Kloning,
sifat-sifat yang diturunkan hanya berasal dari orang yang menjadi sumber
pengambilan sel tubuh, baik laki-laki maupun perempuan. Dan anak yang
dihasilkan akan memiliki ciri yang sama dengan induknya dalam hal penampilan fisiknya
seperti tinggi dan lebar badan serta warna kulit dan juga dalam hal
potensi-potensi akal dan kejiwaan yang bersifat asli. Dengan kata lain, anak
tersebut akan mewarisi seluruh ciri-ciri yang bersifat asli dari induknya.
Sedangkan ciri-ciri yang diperoleh melalui hasil usaha, tidaklah dapat
diwariskan. Jika misalnya sel diambil dari seorang ulama yang faqih, atau
mujtahid besar, atau dokter yang ahli, maka tidak berarti si anak akan mewarisi
ciri-ciri tersebut, sebab ciri-ciri ini merupakan hasil usaha, bukan sifat
asli.
2.2.5 Kloning Gen
Kloning
gen merupakan suatu terobosan baru untuk mendapatkan sebuah gen yang mungkin
sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Kloning gen meliputi serangkaian
proses isolasi fragmen DNA spesifik dari genom suatu organisme, penentuan
sekuen DNA, pembentukan molekul DNA rekombinan, dan ekspresi gen target dalam
sel inang.
Penentuan
sekuen DNA melalui sekuensing bertujuan untuk memastikan fragmen DNA yang kita
isolasi adalah gen target sesuai dengan kehendak kita. Gen target yang kita
peroleh selanjutnya kita klon dalam sebuah vektor (plasmid, phage atau cosmid)
melalui teknologi DNA rekombinan yang selanjutnya membentuk molekul DNA
rekombinan. DNA rekombinan yang dihasilkan kemudian ditransformasi ke dalam sel
inang (biasanya sel bakteri, misalnya strain E. coli) untuk diproduksi lebih
banyak. Gen-Gen target yang ada di dalam sel inang jika diekspresikan akan
mengahsilkan produk gen yang kita inginkan.
2.2.6 Tanaman Transgenik
Transgenik
adalah tanaman yang telah direkayasa bentuk maupun
kualitasnya melalui penyisipan gen atau DNA binatang, bakteri, mikroba, atau
virus untuk tujuan tertentu. Organisme transgenik adalah organisme yang
mendapatkan pindahan gen dari organisme lain. Gen yang ditransfer dapat berasal
dari jenis (spesies) lain seperti bakteri, virus, hewan, atau tanaman lain.
Secara
ontologi tanaman transgenik adalah suatu produk rekayasa genetika melalui
transformasi gen dari makhluk hidup lain ke dalam tanaman yang tujuannya untuk
menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat unggul yang lebih baik dari
tanaman sebelumnya.
Secara
epistemologi, proses pembuatan tanaman transgenik sebelum dilepas ke masyarakat
telah melalui hasil penelitian yang panjang, studi kelayakan dan uji lapangan
dengan pengawasan yang ketat, termasuk melalui analisis dampak lingkungan untuk
jangka pendek dan jangka panjang. Secara aksiologi: berdasarkan pendapat
kelompok masyarakat yang pro dan kontra tanaman transgenik memiliki manfaat
untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk, tetapi manfaat tersebut belum teruji,
apakah lebih besar manfaatnya atau kerugiannya.
2.3 Kloning pada Ternak
Pada
domba dolly langkah kloning dimulai dengan pengambilan sel puting susu seekor
domba. Sel ini disebut selsomatis (sel tubuh). Dari domba betina lain diambil
sebuah ovum (sel telur) yang kemudian dihilangkan inti selnya. Proses
berikutnya adalah fusi (penyatuan) dua
sel tersebut dengan memberikan kejutan listrik yang mengakibatkan ‘terbukanya’ membran sel telur
sehingga kedua sel bisa menyatu. Dari langkah ini telah diperoleh sebuah sel
telur yang berisi inti sel somatis. Ternyata hasil fusi sel tersebut
memperlihatkan sifat yang mirip dengan
zigot, dan akan mulai melakukan proses pembelahan.
Sebagailangkah
terakhir,‘zigot’ tersebut akan ditanamkan pada rahim induk domba betina, sehingga sang domba tersebut
hamil. Anak domba yang lahir itulah
yang dinamakan Dolly, dan memiliki sifat yang sangat sangat mirip dengan domba
donor sel puting susu tersebut di atas.
Dollylahir
dengan selamat dan sehat sentausa. Sayangnya selama perjalanan hidupnya diagampang sakit dan akhirnya mati
pada umur 6 tahun, hanya mencapai umur
separoh darirata-rata masa hidup domba normal. Padahal kloning yang dilakukan pada hewan spesies
lain tidak mengalami masalah.
Dari
hasil penyelidikan kromosomal, ternyata ditemui bahwa Dolly mengalami
pemendekan telomere. Telomere adalah suatu pengulangan sekuen DNA yang biasa
didapatidiujung akhir sebuah kromosom. Uniknya, setiap kali sel membelah
dan kromosom melakukan replikasi,
sebagian kecil dari ujung kromosom ini selalu hilang entah kemana. Penyebab dan
mekanismenya juga belum diketahui
sampai sekarang.
Masalah
pemendekan telomere ini diketahui menyebabkan munculnya sinyal agar selberhenti
membelah. Hal inilah yang diduga berhubungan erat denganpercepatan penuaan dan
kematian. Pemendekan telomere ini ternyatadisebabkan oleh aktivitas enzim yang dikenal dengan telomerase.
Sejalandengan
perkembangan teknik kloning, para ilmuwan telah mampu membuka harapan besar
untuk menghidupkan kembali satwa-satwa yang telah punah. Seorang profesor Biologi asal Jepang,
Teruhiko Wakayama, berhasil membuat kloning dari seekor mencit yang telah beku
selama dua dekade. Keberhasilan ini memicu kemungkinan terobosan yang lebih
spektakulerlagi, yakni ‘membangkitkan kembali’ makhluk hidup yang telah punah.
Misalnya burung Dodo (Raphus cucullatus), serigala Tasmania (Thylacinus
cynocephalus), Quagga (Equus quagga), sampai beberapa subspesies
dari harimau yang telah punah (Panthera tigris balica, Panthera tigris
sondaicus). Ini bukan isapan jempol belaka. Para ilmuwan di San Diego telah
mengambil sedikit jaringan dari spesimen awetan banteng Jawa yang telahmati
selama beberapa tahun, kemudian mengisolasi DNA banteng Jawa tersebut dan
memasukkan inti sel sintesis ke sel telur sapi biasa.Hasilnya, dua ekor banteng
Jawa berhasil dilahirkan dari rahim sapi
biasa. Jadi impian menghidupkan spesies yang telah punah, sepertiJurassic
Park, tidak lagi dianggap science-fiction belaka.
2.4
Dampak Kloning
Teknologi reproduksi yang
dikembangkan oleh manusia bertujuan untuk memberi keuntungan atau meningkatkan
kesejahteraan manusia. Namun. teknologi reproduksi juga tidak lepas dari dampak
negatif yang dapat ditimbulkannya. Oleh karena itu, setiap teknologi reproduksi
yang ditemukan atau dikembangkan oleh para ahli saat ini selalu menimbulkan pro
dan kontra baik di kalangan para ahli sendiri maupun kalangan masyarakat.
2.4.1
Dampak
Positif Teknologi Reproduksi
l Menumbuhkan individu baru yang bebas
penyakit keturunan seperti diabetes, leukimia, parkison dan obesitas.
l Pengklonan sel kloning dapat
menghasilkan sel, jaringan, atau organ yang sesuai untuk pengobatan beberapa
penyakit yang disebabkan oleh kegagalan atau kerusakan fungsi suatu organ.
l Pengkloningan akan sangat bermanfaat
dilakukan pada hewan ternak untuk memenuhi kebutuhan pangan. Misalnya
pengkloningan kembar pada sapi untuk menghasilkan keturunan yang lebih
banyak selama satu periode kelahiran dengan
tujuan untuk menigkatkan produksi protein asal daging sapi.
l Alternatif untuk melestarikan hewan
langka, sehingga keberadaan hewan - hewan langka terus bisa dilestarikan.
2.4.2
Dampak Negatif Teknologi Reproduksi
·
Dapat disalahgunakan untuk menciptakan
spesies atau ras baru dengan tujuan tertentu yang bertentangan dengan nilai
kemanusiaan.
·
Kloning pada hewan belum sepenuhnya
sempurna, contohnya domba Dolly ternyata menderita berbagai penyakit yang
akhirnya memaksa para ilmuan untuk melakukan eutanasi.
·
Terjadi kekacauan kekerabatan dan
identitas diri dari hasil kloning maupun induknya.
·
Individu hasil kloning tidak akan
mendapatkan imunitas bawaan, sehingga individu hasil kloning tersebut akan
mudah terserang penyakit karena tidak mendapatkan imunitas bawaan sebagai
pertahanan pertama terhadap infeksi penyakit.
·
Berkurangnya keanekaragaman suatu
spesies, karena individu yang dihasilkan dari proses pengkloningan sama persis
dengan DNA maupun sifat dan fisik induknya.
·
Individu hasil kloning sel - selnya
diperoleh dari induknya. Ini berarti umur sel - sel hasil kloning pun sama
dengan umur sel - sel induknya. Oleh karena itu, individu hasil kloning pun
akan memiliki umur sama dengan induknya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kloning
merupakan bukti dari perkembangan teknologi di bidang embriologi yang memiliki
banyak hal positif jika di manfaatkan dengan baik. Namun jika disalahgunakan
bisa berdampak buruk pula bagi ilmu ini. Teknologi kloning pada hewan dapat
bermanfaat untuk menemukan bibit unggul yang baik untuk di kembangkan karena
memiliki sifat unggul sama seperti induknya. Sedangkan jika kloning pada hewan dapat
dilakukan, maka tidak menutup kemungkinan kloning juga dapat dilakukan pada
manusia. Kloning pada hewan maupun pada manusia sampai saat ini masih banyak
dipertentangkan karena akibat yang mungkin akan ditimbulkannya yang tentunya
merugikan.
Daftar Pustaka
Kloning Hewan.blogspot.com
Diakses tanggal 20 Nopember 2014.
15.34. kloningpadahewan-130526091545-phpapp02
Tekno.blogspot.com
Diakses tanggal 20 Nopember 2014.
15.45. teknologi-cloning-untuk-menciptakan-makhluk-hidup-tanpa-perkawinan